Daerah berjuluk Bumi Bersujud tersebut dinilai merupakan lokasi sentral untuk memusatkan hilirisasi industri ikan gabus di Kalimantan Selatan.
Terlebih, Tanbu masuk dalam kawasan ekonomi khusus (KEK).
“Distribusi bisa lewat jalur laut dan di sana memang kawasan industri. Sehingga, biaya yang produksi bisa lebih hemat,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Endri, Kamis (14/12/2023).
Saat ini, rencana tersebut sedang dalam proses kajian Investment Project Ready to Over (I-PRO) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Endri memperkirakan, proses itu rampung pada penghujung tahun ini.
“Setelah proses kajian selesai, industri hilirisasi ikan gabus bisa dipromosikan ke calon investor. Termasuk pengawasan terhadap invenstasi yang ada di Banua,” tuturnya.
Hilirisasi pengelolaan ikan gabus di Tanbu memiliki luasan sekitar 100 hektare. Di dalamnya terdapat beberapa zona, antara lain; pembibitan, penangkaran, dan pengolahan.
“Termasuk kolagen dan albumin,” tambah Endri.
Permintaan hasil olahan ikan haruan sekarang dirasa sangat tinggi. Bahkan ada potensi mengarah ke ekspor.
Di sisi lain, Endri menyatakan tetap meminta suplai tambahan dari pembudidaya dari daerah lain, seperti Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah. Meski Tanbu bakal dijadikan sentral industri.
“Mereka akan membantu suplai ke sana, karena permintaan cukup tinggi,” ujarnya.
0 Komentar